
Bandar Lampung – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan kepada masyarakat untuk tetap waspada mengenai cuaca yang terjadi di Provinsi Lampung. Prospek cuaca 3 hari ke depan pada tanggal 19 – 21 Oktober 2020 diprakirakan cerah berawan hingga berawan dan berpotensi hujan ringan – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Radin Inten II Lampung, Rudi Harianto, mengatakan dari pantauan dinamika atmosfer pola sirkulasi angin di wilayah Lampung secara umum masih didominasi dari arah Timur – Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 3 – 15 knots (6 – 28 km/jam). Kemudian Indeks ENSO di NINO3.4 : -0.77 (normal ±0.5) dimana signifikan terhadap peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia.
Lalu DMI : +0.39 (normal ±0.4) dimana suplai uap air dr wil. S. Hindia ke wil. Indonesia bag. Barat tidak signifikan (aktivitas pembentukan awan di wil. Indonesia bag. Barat tidak signifikan). Kemudian suhu muka laut di perairan Lampung berkisar antara 28 – 30°C dengan anomali berkisar antara 0.0 hingga +4.0°C dimana menandakan adanya potensi penguapan (penambahan massa uap air).
“Kondisi kelembaban udara lapisan 850 – 700 mb terpantau cukup lembab (RH 50 – 95%). Terdapat labilitas atmosfer lokal yang mendukung proses konvektif kuat di wilayah Lampung,” katanya, Senin, 19 Oktober 2020.
Sementara untuk prospek cuaca kedepan diprakirakan cerah berawan hingga berawan dan berpotensi hujan ringan – lebat (yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang) meliputi wilayah Lamteng, Lampura, Way Kanan, Pesawaran, Balam, Pringsewu, Tanggamus, Lambar, Lamsel, dan Pesibar pada sore dan malam hari pada 19 Oktober 2020. Kemudian di wilayah Pesibar, Lambar, Tanggamus, Lamteng, Mesuji, Tuba, Tubabar pada siang dan sore hari pada 20 Oktober 2020 serta di wilayah Balam, Lamsel, Lamtim, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Pesibar, Tuba, Metro, Lamteng, Lambar, Lampura, Way Kanan pada siang dan sore hari pada 21 Oktober 2020.
BMKG sebelumnya telah merilis informasi yang menyatakan bahwa saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate). Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5C hingga -1.5C selama 7 dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.
Bagi Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah. Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim/bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri.
Selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation ) dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster/kumpulan awan berpotensi hujan.
Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan instensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. (LP)