
Jakarta – Juru Bicara Satgas COVID-19 dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan masyarakat perlu mengetahui bila vaksin bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga diperlukan hingga usia dewasa. Menurutnya, mayoritas, orang Indonesia usia 19 sampai 65 tahun itu jarang sekali dikasih vaksin.
“Padahal, meski sudah dewasa, tubuh manusia tetap membutuhkan vaksin. Memang vaksin itu dari kecil ada, dewasa ada, sampai nanti lansia juga ada,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/10/2020).
Hal tersebut ia sampaikan dalam dialog produktif yang dilaksanakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada Kamis (8/10) yang dihelat secara virtual.
Apalagi, lanjutnya, kehidupan manusia dewasa di era modern semakin dipengaruhi pekerjaan serta gaya hidup. Seperti yang telah dirasakan dan dialami bersama, vaksin berperan efektif dalam pencegahan penyakit tertentu guna melindungi diri dari risiko fatal.
“Jadi, orang dewasa juga tetap harus divaksinasi atau vaksin ulang. Utamanya ada lima seperti yang wajib yang seperti pemerintah sarankan,” tambahnya.
Ia juga menegaskan vaksin harus dilakukan secara rutin karena tidak semua vaksin itu memberikan proteksi seumur hidup. Contohnya seperti vaksin tetanus toxoid yang harus di-boost setiap 10 tahun sekali. Kemudian ada vaksin influenza yang setiap tahun harus divaksin ulang.
“Saat ini, hanya vaksin Hepatitis B saja yang mampu memproteksi seumur hidup. Selain itu, untuk usia di atas 60 tahun sudah harus ditambah vaksin-vaksin yang memang disarankan untuk lansia, misalnya PCV,” jelasnya.
Dokter Reisa mengingatkan pada masyarakat tentang perlunya memperhatikan jadwal vaksin rutin, wajib, dan tambahan yang direkomendasikan oleh pemerintah.
“Apakah sudah dilakukan dengan baik? Jangan sampai kita nanti kena dobel wabahnya karena tidak rutin vaksin. Jadi, tetap upayakan untuk datang serta lengkapi jadwal vaksinasi dan imunisasi. Dan ingat, tidak ada kata terlambat untuk vaksinasi. Proteksi sejak dini untuk masa depan yang menyehatkan,” pungkasnya. (Dtk)