
Ilustrasi
Kalianda – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan menyatakan hampir seluruh wilayah di Lamsel rawan banjir. Sehingga, hal ini harus diwaspadai menjelang musim penghujan pada akhir tahun.
“Kalau bicara rawan bencana alam seperi banjir hampir semua wilayah di 17 Kecamatan di Lampung Selatan. Tapi, ada beberapa kecamatan paling rawan banjir,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Lamsel M.Darmawan, Jumat, 23 Oktober 2020.
Menurut dia, jika datanya belum ada perubahan wilayah yang paling rawan banjir meliputi Kecamatan Bakauheni, Palas, Sragi, Sidomulyo, Candipuro, Katibung, dan Natar.
“Maka, wilayah tersebut harus diwaspadai sedini mungkin,” katanya.
Disinggung persiapan menghadapi bencana alam tersebut, M.Darmawan, menyatakan pihak BPBD Lampung Selatan akan konsulidasi lebih dahulu dengan dinas/instansi terkait, TNI dan Polri, guna membahas Badai La Nina diprediksi menimbulkan banjir, longsor, gempa, dan tsunami.
“Apalagi, BPBD Lampung Selatan tentunya kekurangan personil dan peralatan seperti alat berat serta operatornya. Oleh karena itu, kami akan koordinasi juga dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Lamsel bagaimana alat beratnya berapa yang siap dan bisa dipakai untuk menanggulangi bencana daerah. Jika, terjadi di wilayah kabupaten ini,” tambah dia.
Dalam masa pendemi covid- 19 ini, jelas Darmawan, tentu penanganan bencana alam harus tenaga ekstra. Biasanya, untuk penanganan bencana alam dapat dilakukan di satu tempat untuk berkumpul. Namun, saat ini tidak bisa di masa pandemi covid -19 ini. Sebab, diperlukan jaga jarak, pakai masker dan penyemprotan disinifektan lebih dahulu.
“Untuk itu, sedang kita lakukan inventarisir lebih dahulu. Jika, hal ini diperlukan sudah siap semua. Begitu juga dengan tim – tim satgas komunikasj yang ada dilapangan. Selain itu, kita juga bekerjasama dengan Sentra Komunokasi (Senkom) mitra Polri dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) dan TNI/Polri. Jadi, semua akan kita libatkan,” jelasnya.
Lebih lanjut Darmawan, mengungkapkan untuk personil dari BPBD Lampung Selatan hanya 40 orang. Namun, kita sendiri belum tahu untuk tenaga teknis seperti dari Dinas Kesehatan, PMI, TNI, Polri, Dinas PU -PR dan RAPI.
“Maka, hal ini akan kita rapatkan dan konsulidasi lebih dahulu dengan semua pihak terkait,” ungkapnya.
Disinggung mengenai apa yang menjadi kendala dan kekurangan untuk penanggulangan bencana alam, Darmawan, mengatakan untuk saat ini tenaga teknis yang dapat mengoperasikan alat berat dan alat beratnya yang dapat dipergunakan. Karena, kita tahu saat ini banyak alat berat masih digunakan untuk pekerjaan proyek.
“Selain itu, dalam eksekusi bila terjadi bencana alam seperti banjir di Desa Ranggai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung yang melintasi Jalan Nasional tidak bisa kita lakukan. Maka, perlu koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Lampung. Begitu juga banjir di sebabkan tanggul penangkis cebol. Ini juga perlu koordiansi dengan Balai Besar,” katanya. (LP)