
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung Edarwan saat memberikan sambutan di acara FGD.
Bandarlampung – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung dan masyarakat sadar wisata (Masata) menggelar focus group discussion (FGD) tentang penggerak meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, dan mengatasi pengangguran, di Bandarlampung.
“Dengan adanya kegiatan ini sangat baik sekali di situasi pandemi COVID-19. Karena setelah beberapa bulan terakhir penghasilan dan jumlah wisatawan mengalami penurunan drastis. Semoga setelah ini pariwisata yang ada di Provinsi Lampung dapat kembali bangkit dan siap meningkatkan perekonomian yang ada,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Edarwan, di Bandarlampung, Kamis.
Menurutnya, pertumbuhan hotel terus bertambah dan masih ada pembangunan walaupun kondisi pandemi COVID-19 masih tetap berjalan. Tetapi melihat kondisi ini
tentunya dapat menarik bagi wisatawan dan investor untuk datang ke Provinsi Lampung.
Selain itu, di era pandemi COVID-19 ini juga, Pemerintah Provinsi Lampung dihadapkan dua pilihan yaitu kesehatan atau ekonomi, tetapi tidak memilih tetap menyelamatkan nyawa manusia tetapi juga tetap menggerakkan ekonomi.
Edarwan menjelaskan, bahwa strategi yang harus dilakukan yaitu untuk tetap bertahan bahkan terus berkembang di tengah kondisi pandemi COVID-19.
“Mengenai rencana sertifikasi itu langkah sangat penting. Karena kita bisa bertahan dengan meyakinkan wisatawan dalam hal kebersihan, kesehatan, bahkan tingkat hunian hotel pada Agustus sudah sampai 60 persen,” katanya
Direktur Pemasaran Pariwisata 1 Kemenparekraf Vincesius Jemadu, mengatakan pada FGD ini mengungkapkan potensi pariwisata domestik tahun lalu sebelum pandemi terus dicoba untuk dipertahankan karena pariwisata adalah salah satu “Safety nett” ekonomi Indonesia, seiring dengan itu Kemenparekraf mendorong program ‘InDOnesia CARE’ untuk melakukan protokol kesehatan bekerjasama dengan asosiasi dan stakeholder terkait termasuk pemerintah daerah.
Ketua Umum Masata, Panca R Sarungu, menyampaikan di masa pandemi COVID-19, stakeholders kegiatan pariwisata harus saling mendukung agar industri pariwisata semakin tangguh melewati tantangan, Kata kuncinya saat ini adalah kolaborasi, masa pandemi ini memberikan kesempatan untuk duduk bersama dan memanfaatkan kekuatan wisata Nusantara khususnya dalam mendukung program Kemenparekraf #DiIndonesiaAja . misal pariwisata dalam pulau yang sama atau pulau yang berdekatan misal Jakata ke Lampung atau Bandung ke Palembang.
“Hikmah pandemi COVID-19 adalah para pihak yang terlibat dalam keseluruhan kegiatan pariwisata semakin menyadari betapa pentingnya keterpaduan antarsektor, antaraktor, dan antardaerah, serta keterpaduan antara pusat dan daerah dalam wujud sinergitas dan kolaborasi dalam mempersiapkan Indonesia menuju destinasi pariwisata International berwawaskan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism,” kata Panca.
Sekretaris Jendral DPP Masata Andi Azwan mengatakan, dipilihnya Lampung sebagai lokasi dikarenakan adalah “jantung” di Sumatera. Hasil dari pembangunan infrastruktur penggerak pariwisata Nusantara yang merupakan arahan Presiden Joko Widodo menargetkan lebih dari 2.000 km jalan tol tersambung dari Lampung hingga Aceh pada akhir 2024. Rencananya jika seluruh target tercapai, membangun lebih dari 3.000 km jalan tol dalam 10 tahun memerintah atau sekitar 300 km setiap tahunnya tidak saja mendukung pergerakan barang namun juga orang berwisata.
Andi menjelaskan, pariwisata akan berubah pasca-pandemi COVID-19. Masata menjadi perkumpulan yang berperan strategis dalam upaya menopang kebangkitan pariwisata Indonesia di tengah perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
“Terhadap kepariwisataan yang memelihara kelestarian alam, lingkungan, dan sumberdaya, Masata juga meyakini, kepariwisataan akan memajukan kebudayaan, mengangkat citra, memupuk cinta Tanah Air, memperkukuh jati diri, dan mempererat kebangsaan,” katanya. (Ant)