
Pesawaran – Destinasi wisata Tegal Mas, Puncak Mas, dan Bukit Mas di Lampung secara resmi membuka kembali kunjungan masyarakat umum. Pembukaan itu tentunya dengan memberlakukan protokol kesehetan 3M—memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman.
Dirut Tegal Mas Rafsanzani Patria mengatakan pihak tetap semangat untuk terus berbuat baik bagi kemajuan pariwisata Lampung di tengah pandemi.
“Saat kami para warga sini (Pulau Tegal Mas) bertemu Pak Thomas Riska selanjutnya terus berjuang bersama-sama hingga saat ini, kami menemukan selain lautan sampah juga ada mohon maaf, 86 mayat manusia saat pembersihan pulau dan wilayah sekeliling,” ujar Rafsan.
Dia juga menjelaskan sebelum dikelola pihaknya, Pulau Tegal Mas juga dikenal sebagai penampung sampah laut dan pesisir pantai Teluk Lampung.
“Di sini ada siklus Januari—Februari yang terdapat sampah, di bulan itu pulau ini kedatangan sampah berton-ton jumlahnya. Eksavator kami pun tak cukup mengimbangi volume sampah yang ada,” ujarnya.
Untuk itu ketiga destinasi wisata itu melakukan semua kegiatannya dengan menggunakan protokol kesehatan. Bahkan, saat menerima penghargaan dari organisasi komunitas pelaku, pemerhati, pencinta pemajuan dunia pariwisata Indonesia, Masyarakat Sadar Wisata (Masata) di wisata Pulau Tegal Mas menerapkan protokol kesehatan.
Penyerahan Piagam Apresiasi Pulau Tegal Mas Lampung Telah Memenuhi Persyaratan Standardisasi CHSE (Cleanliness, Healthty, Safety, and Environmental Sustainability) Destinasi Pariwisata Indonesia di dermaga utama Pulau Tegal Mas dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.
“Pulau Tegal Mas sebagai karunia Tuhan yang luar biasa. Surga kecil, Maldives of Indonesia, from Lampung,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Masata, Andi Azwan.
Menurutnya, pemberian penghargaan tersebut tentu diberikan kepada pelaku pariwisata yang menerapkan disiplin 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker).
“Mudah-mudahan pemberian penghargaan itu bisa menambah kenyamanan dan keamanan wisatawan. Sebab, artinya, piagam itu menandakan destinasi ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif provinsi Lampung, Edarwan mengatakan pada saat ini pihaknya mencoba untuk menerapkan sejumlah protokol kesehatan dan menata pariwisata Lampung di era new normal. Dia juga melihat adanya perubahan paradigma di mana harga bukan lagi menjadi persoalan, melainkan lebih kepada hal yang bersih, aman, dan berkelanjutan.
Karena itu, di era new normal, pihaknya mencoba untuk mengharuskan seluruh pelaku pariwisata Lampung menerapkan protokol kesehatan agar destinasi wisata tetap eksis. “Karena destinasi wisata akan dikunjungi wisatawan kalau aspek kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan menjadi hal utama yang dilakukan,” katanya. (LP)